Pages

Minggu, 27 November 2016

Undetected dan usaha move on

Pagi ini secara tiba-tiba aku mengganti nama kontak bbm mu di smartphone ku jadi "undetected", pasalnya aku mulai kelu ketika buka kontak dan namamu langsung muncul di depan layarku. Namamu yang berawalan huruf "A" itu kadang membuatku sebal karena mengganggu proses move on ku. "ya kalau gitu delcon saja to," aku pikir kamu akan berkata seperti itu kalau kamu tahu ini. Mana mungkin aku menghapus kontakmu dari smartphone ku, mendapatkannya aku harus tahan malu di hadapan adik tingkatku. Tidak, aku tidak akan menghapus kontakmu. Aku hanya tidak ingi jadi penguntitmu saja, yang selalu stalking sosmed mu setiap waktu. Aku hanya ingin melupakan perasaanku padamu, bukan menghapus memori tentangmu. Aku hanya sudah sadar diri kalau aku tidak punya kesempatan lagi denganmu. Perihal kontak sosmedmu yang berganti status jadi "undetected", aku ingin perasaan yang ada di hatiku ini jadi undetected, tidak ada lagi.
Ini usaha move on ku darimu, jadi jangan tertawakan tingkah konyolku. Orang bilang, salah satu cara move on adalah berhenti stalking di sosmedmu, dan aku sedang mencoba itu. Jadi please, restui usaha move on ku.

Senin, 21 November 2016

sumber maron: piknik tipis-tipis

Ada saatnya seseorang lari dari kesibukan bukan? Kalau tidak punya waktu, curi saja sedikit, satu jam, dua jam, kalau bisa seharian saja. Matikan saja handphone kesayanganmu yang selalu berbunyi itu, yang menyuruhmu ini itu dan masih dilabeli dengan kata "salah". Bukankah itu membosankan, boleh saja kau bawa si kecil yang gemar berdering itu, tapi tanpa paket data hingga bunyinya yang seperti ketukan pintu itu tak membuatmu harus membukanya.
Ya, mari nikmati akhir pekan ini dengan sangat bahagia, tanpa celoteh orang-orang yang protes atau respon yang terlampau lama. Sudah, untuk sesaat saja lupakan semua tumpukan tugasmu, lupakan lusinan tanggung jawabmu, lupakan pertanyaan yang bakal menghantui mimpi malammu.
Sekarang waktunya menemui alam, menyapa langit yang masih biru dan mentari yang masih terang tanpa halangan. Mari menikmati jalanan aspal yang berkelok naik turun, mari bercengkerama dengan tebu-tebu yang tumbuh hampir di seluruh tepian jalan, melambai manis dalam kehijauan.
Sesekali hiruplah aroma manis gula-gula yang mendidih lewat corong-corong asap yang mengepul putih. Cium aroma gula itu sebelum larut bersama teh dan kopi di pagi hari. Dan cobalah memahami, di sepanjang aspal yang kau lewati ada sejarah masa lalu yang mulai terlupakan, sebuah lajur kereta, rel di tepian jalan yang tertimbun tanah hitam dan tertanam rumput-rumput liar. Ah, betapa indahnya jika dulu aku dapat melihat gerbong-gerbong kereta berjajar dari tempatku melaju, berkejaran. Sayang, siluet masa lalu itupun mulai menghilang, seiring jalan yang berkelok dan perempatan pasar. Patung garuda yang gagah mengawasi pergerakan kerumunan pasar dan menunjukiku arah kiri untuk melaju, memacu gas melewati himpitan toko-toko yang menjual sepatu, kain, dan makanan, menembus perkampungan dan sekolah hingga sampai di sebuah rumah dengan pohon rambutan tumbuh rendah di halamannya.
Panas memakan waktu dengan lahap, dan mendung sudah bersiap untuk menyudahi, gas yang belum dingin dipacu kembali, berlomba dengan mendung yang berkonvoi di ujung langit.
Setengah jam, waktu merekam jejak-jejak pasar kembali, menengok masjid-masjid megah dengan banyak ukiran, berwarna lembut disiram riak-riak mentari. Jalan mulai sepi, pohon-pohon mendominasi jalan yang semakin mengecil, berbelok di sebuah gang kecil, masih sepi, menuruni jalan setapak dan memarkir kuda besi bersama kawan-kawannya yang lain.
Kaki-kaki mulai berjalan menuju tempat karcis, berjalan ke bawah melewati jalan-jalan sempit yang dipadati warung dengan rincik air yang menggema memantul di atas batu-batu di bawahnya. Langkah mengikuti air, menyusuri jalan di sampingnya, melewati jembatan merah kecil, menurun lagi hingga sampai di sebuah warung berwarna kehijauan.
Loker disewa, baju diganti, ban di pesan, lalu dimulailah acara penghilang penat itu. Melemaskan otot-otot yang tegang karena perjalanan, sebuah kolam setinggi dada menanti kami. Setelah takut-takut akhirnya badan kami bisa masuk pada airnya yang jernih dan tenang, sebuah retorika alam yang indah, teduh, dan damai. Sebuah ketenangan dan kesegaran membasuh lelah yang menyita kebahagiaan. Walau pada akhirnya hanya bisa timbul tenggelam dan tidak mampu sempurna mengambang, cukuplah untuk menertawakan diri karena ketakutan pada air. Sebuah persepsi lama pun tertanggalkan, air tak selamanya mengerikan.
Phobia harus ditaklukkan, sekecil apapun kedatangannya jika tidak ingin mengakar dan jadi sesuatu yang tidak dapat dikendalikan. Alhasil ban-ban dihanyutkan, bersama gandengan tangan yang tak terlepaskan, walau akhirnya putus di tengah jalan. Arus membawa ketegangan, mengancam untuk menerkam, dan sebuah ketenangan diharuskan, karena pada akhirnya tenang akan meluluhkan. Alirannya tidak dalam, hanya arusnya cukup untuk membuat jantung berdebar-debar.
Senam jantung telah terlewati, phobia sudah menguap bersama gerimis yang datang sebentar. Relaksasi dibutuhkan untuk meredam kembali getaran, mengayun, kaki mengayun di atas ban, menikmati gerak air pelan yang tidak menghanyutkan. Relaksasi, mengingat alam, terapung-apung, terdorong, sebuah pesta kedamaian meresap di kedalaman hati di orkes deburan air yang turun dari lereng batu rendah, gemerisik.
Dan konser alam itu ditutup dengan pijat alami dari aliran air dari atas lereng, dihantam, dipukul-pukul pelan sampai bosan dan beranjak ke warung hijau yang menunggu dengan nasi goreng bekal, bergelas energen dan kopi, dan berpiring sempol dengan caos tomat pedas bercampur kecap. Tertawa, berbagi.

Malang, 19 November 2016
Adakalanya kebahagiaan hanya bisa dirasakan, tetapi tidak bisa dikatakan dan sesekali hanya bisa direkam untuk bahan ingatan. 

Senin, 14 November 2016

KAMU DAN HARLEY QUINN

Harley Quinn, aku tahu tokoh ini, cuma sebatas tahu, itupun karena kamu yang membuatku ingin tahu. Harley Quinn, sekarang aku tahu dia adalah salah satu tokoh di film Suicide Squad, yang katanya adalah kisah penjahat yang jadi superhero.
Harley Quinn, katanya dia kekasih Joker, musuh Batman yang sekarang jadi pahlawan di film Suicide Squad. Itupun masih katanya, karena aku belum pernah melihatnya langsung. Masih dari katanya, harley quinn ini adalah reporter atau perawat yang dimasukkan joker ke sebuah cairan sehingga harley quinn menjadi jahat.
Kalau begitu, harley quinn sebenarnya bukan orang jahat kan? Dia cuma korban dari kegilaan joker saja. Lalu kenapa kamu ingin jadi harley quinn jika kamu tahu sebenarnya harley quinn tidak jahat. Harley Quinn hanya korban, sedangkan kamu ingin jadi jahat sejak awal. Aku tidak tahu apakah aku benar, karena aku belum melihat kisah harley quinn ini dengan mata kepalaku sendiri, aku belum benar-benar tahu bagaimana kronologi kehidupan harley quinn.
Tapi satu hal, kamu tidak perlu jadi harley quinn, kamu sudah cukup untuk jadi penjahat dengan namamu sendiri, ya tinggal aku doakan habis ini kamu jadi superhero di duniamu sendiri. Aku melarangmu untuk jadi jahat di kesempatan pertama, tapi kamu sudah terlanjur jadi penjahat. Selamat berjuang jadi superhero

Sabtu, 12 November 2016

Hujan dan Aku

Satu minggu ini Malang hujan. Setiap tengah hari terlewati mendung akan menghitam dan turun jadi ribuan percik hujan. Satu minggu ini Malang hujan, setiap hari, tiap habis tengah hari, rintiknya akan jatuh di dedaunan, jalan, emperan toko, atap-atap rumah dan masih banyak lagi.
Satu minggu ini Malang menipu. Dan sekarang tipuan itu mulai bisa aku tebak. Malang tak benar-benar cerah seharian, walau ketika pagi diselimuti mentari, langit biru tak berdebu, namun, setiap kali matahari berada di puncak dan lengser ke barat ada gumpalan hitam awan yang akan menyusulnya. Menjadi sebuah tirai yang menutup pertunjukan kolosal biru di langit.
Kini hujan kembali menderas, membentur atap rumah, mencari tempat terendah untuk bermuara, dan aku ada di bawahnya, merasa terkutuk oleh alirannya yang tak kunjung mereda. Aku tidak suka hujan, aku benci mendengar suara hujan. Aku merasa terintimidasi oleh hujan, setiap kali mendengar hujan, aku seperti mendengar orang-orang meneriaki untuk berhenti, entah berhenti untuk apa. Dan aku merasa sangat lemah di bawah hujan.
Hujan memang dibutuhkan, karena kehidupan selalu membutuhkannya, untuk minum, makan, mencuci, bertanam dan yang lainnya. Tapi aku tak pernah menyukai hujan, aku sudah berhenti berlari di bawahnya seperti ketika kecil dulu. Kini aku tidak akan memaksakan diriku berlari dengan pelepah daun pisang dan menangis di bawahnya. Kini aku menghindari hujan, aku mengemas diri dalam kamar jika aku bertemu hujan, walau sesekali aku harus menembus lebatnya dengan kepayahan.
Ya, aku terlihat sangat lemah di bawah hujan. Aku seperti perang jika bertemu dengannya dan selalu kalah. Aku tak bisa sepertimu yang bisa bermain bersamanya, dan memeluk rinai-rinainya. Aku tidak pernah suka hujan, walau hujan membuatmu bahagia. Aku tidak pernah suka hujan, untuk sebuah alasan yang terlupakan.

Selasa, 08 November 2016

Teruntuk Orang Manis

Surat ini teruntuk kamu orang manis yang selalu optimis,
pertama-tama aku pengen menduplikat dirimu, semacam kloning wujud aslimu untuk menemani hari-hariku. Ya, tiba-tiba aku kangen sekali lihat senyummu yang selalu dapat menerbangkan semua beban. Serasa senyummu itu penangkal petir ketidakberdayaan.
kedua, apa kita bisa jadi teman di masa mendatang? Biar aku tidak hanya jadi orang yang kecanduan melihat foto-foto postingan, biar kita bisa bicara tatap muka, biar ilusi ini jadi nyata.
ketiga, aku berharap senyum manismu itu tetap pekat, meski masalah selalu berkilat. Karena aku berharap kita benar-benar bisa jadi teman suatu saat.