Saya
mulai bertanya, akankah daun yang kuncup dan kini hijau akan gugur di musim
hujan tanpa alasan. Ya mungkin bukan berarti tanpa alasan, daun itu mungkin
tidak mampu menampung air hujan yang meluap tiba-tiba di tangkainya. Hanya saja
akankah dia harus gugur meski masih hijau, haruskah dia lepas dari pohon yang
membuatnya hidup selama ini. "kamu jangan gugur daun," nasehatku di
bawah kilat petir. Daun hanya tersenyum dan berkata, "aku sudah lelah
bertahan, dan aku takut meracuni tangkaiku yang subur lewat keraguan yang
kumiliki. Mungkin lepas dan hanyut bersama hujan bulan november akan lebih
menyelamatkan tangkaiku. Dan biarkan saja aku hanyut di hilir tanpa nama.
Doakan saja aku terlahir di tangkai yang punya penawar racunku, oh, iya
sampaikan pada tangkaiku ucapan selamat tinggal, aku tak berani mengatakan
padanya jika aku pergi bersama mendung yang luruh sore ini. Sampaikan juga
terima kasih karena telah mengijinkan
aku yang berbeda untuk menempel padanya" saya bukan tidak ingin memahami
ucapannya barusan, saya hanya ingin daun itu tetap bertahan, "kamu tidak
akan punya tempat untuk pulang daun, dia rumahmu," sudutku berharap dia
berubah pikiran. "pilihanku prinsipku, dan aku percaya tuhan punya banyak
rumah untuk disinggahi." aku menarik napas panjang, ingin menyusun
kalimat. Saat itu petir terakhir menyentak dan detik kemudian aku tak melihat
daun itu ditangkainya. "haruskah seperti ini?" aku terus bertanya.
Kamis, 12 November 2015
Rabu, 11 November 2015
CURCOL (Makna Puisi Chairil Anwar Buatku)
Ini salah satu puisi yang di musikalisasikan teman-teman kuliah semester lalu. Puisi karya Chairil Anwar berjudul Cintaku Jauh di Pulau ini entah kenapa selalu terputar menemani hari-hari penuh tugasku. Dan bagiku ini makna puisi itu.
CINTA KU JAUH DI PULAU
Kakak
itu jauh dariku, satu almamater yang dipisahkan jalanan aspal yang panjang dan
waktu tempuh menitan
GADIS MANIS SEKARANG ISENG SENDIRI
Kakak
itu, aku melihatnya asyik dengan dunianya sendiri, tidak tahu aku orang yang
selalu memperhatikannya dari jauh
PERAHU MELANCAR BULAN MEMANCAR
Kakak
itu tidak tahu, tidak seperti hari kemarin atau satu jam yang lalu, langit sore
ini terang menghapus hujan november yang datang
DILEHER KUKALUNGKAN OLEH-OLEH BUAT SI PACAR
Kakak
itu tidak tahu, ada harapan yang aku bawa di setiap gas yang kukejar untuknya
ANGIN MEMBANTU LAUT TERANG
Kakak
itu tidak tahu, bahkan cuaca membantuku untuk menghalau mendung yang usil
mengintip
TAPI TERASA AKU TIDAKKAN SAMPAI PADANYA
Namun,
di perjalananku ini aku merasa begitu tertekan. Ada bagian dari diriku yang
mengatakan bahwa kakak itu terlalu jauh untukku. Kakak yang dengan paras
rupawan, pemikiran rupawan, dan perilaku rupawan, apakah bisa sedikit menengok
aku, kurcaci kecil yang nakal
DI AIR YANG TENANG
Ah,
aku memikirkannya bersama laju gas membelah jalanan yang tiba-tiba lengang
DI ANGIN MENDAYU
Ah,
aku memikirkannya bersama lampu merah yang selalu berubah hijau memberiku jalan
DI PERASAAN PENGHABISAN SEGALA MELAJU
Apakah
ini akhirnya kakak?
AJAL BERTAHTA SAMBIL BERKATA
Aku
merasa kehabisan waktu untuk mengejarmu, dan kakak semakin naik ke puncak,
sedang aku masih di sini
TUJUKAN PERAHU KE PANGKUAN SAJA
Semester
inipun akan berakhir dan aku..... sama sekali belum menjabat tanganmu. Aku
seperti dipaksa untuk menyingkir Kak
AMBOI AMBOI
Apakah
cukup sampai di sini?
JALAN SUDAH BERTAHUN KU TEMPUH
Ya
kakak, memang sudah satu semester aku melihatmu dari jauh. Menatapmu diam-diam
yang duduk ngobrol, menatapmu yang lagi tertawa, atau menatapmu memainkan
dentingan gitar.
PERAHU YANG BERSAMA KAN MERAPUH
Dan
aku merasa kehabisan tenaga untuk mengunjungimu di tempat yang berbeda itu
MENGAPA AJAL MEMANGGIL DULU
Dan
aku tahu, sepertinya waktu habis dengan masa kuliah yang tinggal 3 minggu lagi
SEBELUM SEMPAT BERPELUK SEMPAT BERPELUK
DENGAN CINTAKU
Padahal
aku belum bisa membuat kakak mengenali dan mengingatku
MANISKU JAUH DI PULAU
Ya,
kakak aku berharap setidaknya engkau akan membatin tentang kehadiran yang tak
kau kenal ini.
KALAU KU MATI
Semisal
pun aku tak kembali mengunjungimu sesering dulu
DIA MATI ISENG SENDIRI
Engkau
akan merasa ada yang hilang dan bertanya-tanya. Itu saja sudah membuatku
bahagia saat ini
Malang, 10 November 2015
Langganan:
Postingan (Atom)