Batu, 29 November 2015
Matahari sedangn berterik dari lubang pintu tempat aku
duduk. Melelehkan sedan biru ketuaan yang tak diberi tempat berteduh. Bukan berarti
denganku, bukan berarti dengan teman-temanku. Minggu siang ini kegiatan
terakhir diklat MP3 dilakukan. Pembuatan mading. Aku senang berada dan duudk di
lingkaran mereka. Seperti janji wanita 5 musim tempo hari, di mataku mereka
jadi warna-warna pelangi yang menyempurnakan. Jujur aku tiak hafal nama-nama
mereka. Yang aku tahu orang-orang anyar ini punya karakter dan sifat yang
berbeda. Aku melihat beberapa orang bermata elang. Aku harap mtanya setajam cakarnya untuk menangkap hujan
pengetahuan yang akan kami cari dan tuai bersama. Aku melihat beberapa kaum
pemikir yang diam. Aku berharap pemikian mereka dapat dituangkan untuk
kebermanfaatan. Aku melihat beberapa orang polos dan lugu serta haus akan
bimbingan. Aku harap mereka bersabar dengan proses yang akan dijalani. Bahwa perjuangan
itu seperti jalanan aspal. Yang terlihat mulus namun tetap digaduhi gelombang
dan kerikil. Aku juga melihat beberapa orang dengan pikiran-pikiran kreatif. Aku
berharap kreativitas itu dapat ditularkan dan jadi virus pembaharuan.
Aku berharap kami yang dahulu
lentera-lentara yang hampir padam tertiup angin kencang untuk menaiki tujuan,
kini akan punya lentera-lentara lain yang mengobarkan. Biar kami terbakar dan
melesat tanpa batasan.
Teruntuk keluarga baruku, aku tak bisa menjajikan apa -apa
padamu, kecuali perjuangan tanpa akhir dengan cinta, komitmen dan kesetiaan. Tetaplah
berkarya, tetaplah menulis, karena itu yang akan menyalakan kita dalam sejarah
hari ini, esok atau sampai kapanpun. Terima kasih sudah mempercayai kami dan
bergabung dengan kami.
DIKLAT MP3 ke-10
Terik matahari mengakhiri kisah dua hari, tapi mengawali kisah
hari-hari yang akan datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar