Pages

Kamis, 23 Januari 2014

PANGERAN DALAM MIMPI


Tuhan walaupun sekarang orang yang aku suka mnyukai temanku sendiri, aku harap suatu hari nanti Engkau akan mengirimkan satu pangeran untuk menemaniku dan menyayangiku sampai akhir,” doaku sebelum tidur malam ini. Ada setitik air yang mengalir dari mataku saat aku mengucapkannya.
***
Tiba-tiba saja aku sudah berdiri di sebuah taman yang diterangi empat buah lampu yang besar. Aku belum pernah ke tempat ini sebelumnya. Di bawah kakiku terhampar jalanan dari semen diukir membentuk butiran kerikil. Lalu aku memandangi langit di atasku yang penuh bintang. Indah, tapi sekarang aku di mana?
Aku berjalan sambil melihat sekeliling. Taman ini sama dengan taman kebanyakan, ada bunga, pohon, tempat bermain, dan kursi-kursi taman di beberapa tempat. Walaupun tak pernah tahu tempat ini sebelumnya aku merasa nyaman berada di sini.
Tertarik dengan kilauan yang dibiaskannya aku mendekati kolam air mancur yang sangat luas. Dari jauh aku memandangi airnya yang berubah-ubah warna sampai aku menyadari ada seseorang duduk di kursi taman dekat air mancur itu.
Senang akan mendapat jawaban sedang di mana aku sekarang aku mendekati dia. Takut-takut aku bertanya padanya, “maaf, ini di mana ya? Saya mau pulang.” Dia diam, tidak menjawab dan tidak menoleh.
Maaf, ini tempat apa?” ulangku dan dia masih diam. Aku garuk-garuk kepala bingung.
Mas, maaf ini di mana?” tanyaku lagi denga kata “Mas”, karena menurut pengamatanku dia laki-laki yang mengenakan jas seperti di kartun disney.
Tidak mendapat jawaban aku berbalik ingin meninggalkannya.
Tempat ini tak punya nama,” kata seseorang dan aku langsung berbalik menghadapinya, akhirnya dia mau bicara juga.
Kalau tempat ini tidak punya nama bagaimana aku bisa pulang?”
Kamu bisa pulang kalau sudah waktunya,” jawabnya.
Tapi kapan? Ini sudah malam dan besok aku harus sekolah, aku harus tidur malam ini,” kataku.
Duduklah, tidak akan terjadi apa-apa,” katanya tenang.
Tidak akan terjadi apa-apa gimana?” kataku mulai panik. Besok jam pertama ada ulangan Bahasa Inggris dan kalau aku nggak bisa pulang bagaimana aku bisa ikut ulangan. Terus kalau aku nggak ada di kamar dan dicariin gimana?
Eh, kamu, ayo kasih tahu, dimana jalan pulangnya?” tanyaku lagi.
Aku nggak tahu.”
Nggak tahu gimana? Dari tadi kamukan ada di sini, kamu pasti tahu dong jalan ke sini dan jalan pulang?”
Kamu sendiri tahu gimana bisa sampai di sini?” tanyanya balik. Aku diam karena aku juga tidak tahu.
Kalau begitu sama, sudahlah duduk saja. Kamu bisa capek kalau berdiri terus,” katanya lagi. Merasa tak punya pilihan aku menuruti sarannya. Aku duduk di kursi taman di sebelahnya memandangi air mancur kembali.
Siapa nama kamu?” tanyanya lagi. Aku menatapnya, terpana, dibalik penampilannya yang seperti orang zaman pertengahan dia tampan sekali. Kira-kira dia sebaya denganku, kulitnya putih, dengan dua mata hitam yang juga lekat memandangku.
Hello....!!!!” dia melambaikan tangan ke depanku.
Ya.”
Siapa nama kamu?” ulangnya.
Salah tingkah aku menjawab, “Ariska, panggil saja Ariska, kamu sendiri?”
Dia tersenyum dan mengulurkan tangan, “Riki, panggil saja Riki,” katanya kemudian. Aku menjabat tangannya dan kurasakan getaran yang menyenangkan dalam hati.
Ris, ingat kamu habis patah hati. Jangan main-main dengan perasaan lagi.” Aku mendengar suara itu berbisik di telingaku. Cepat, aku langsung melepas tanganku darinya dan kembali memandangi air mancur saling diam.
Bagaimana kamu bisa ada di sini?” tanyaku akhirnya.
Sama seperti kamu aku juga tidak tahu, tapi seseorang mengatakan padaku aku harus menemui seseorang di sini.”
Kamu sudah bertemu dengannya?”
Belum, kamu sendiri bagaiman bisa sampai di sini?”
Nggak tahu sih, tiba-tiba aja udah ada si sini, padahal besok aku ada ulangan, kalau sampai aku nggak bisa pulang....”
Tenang aja kali, kan udah aku bilang semua bakal baik-baik aja.”
Kamu sih enak, anak cowok mau main sampai pagi nggak ada yang nyari, kalau aku? Entar kalau dicariin gimana?”
Kamu itu, sekali-kali bandel nggak apa-apalah, ayo aku ajak jalan!” dia menggenggam lengan tanganku dan menariknya. Aku menurut untuk mengikutinya.
Tempat ini indah, nggak asyik kalau Cuma duduk-duduk di dekat air mancur,” katanya.
Menurut aku biasa aja.”
Eh, jangan salah, kamu belum lihat ini,” dia menarikku lagi dan membawaku berlari.
Mau kemana nih?” teriakku.
Setelah berlari-lari kecil kami sampai di sebuah tanah lapang yang dipenuhi ribuan cahaya seperti bintang tapi ada di depan mata langsung.
Itu kunang-kunang tahu,” kata Riki memberi tahu.
Aku juga tahu kali.....”
Main yuk!!!” dia menarikku lagi. Hobi banget nih cowok narik-narik aku.
Main apa? Kaya anak kecil saja,” kataku.
Nangkep kunang-kunang.”
Nangkep kunang-kunang? Nggak mau ah geli, dilihat aja kan udah bagus.”
Halah, kamu nggak asyik,” katanya sambil menepukkan kedua tangan di atas kepalanya dan kemudian menunjukkan tangannya yang bercahaya.
Mudahkan?” katanya kemudian sambil melepaskan kunang-kunang itu ke udara.
Tapi geli,” kataku.
Sini aku ajari,” dia berjalan ke belakangku dan memegang kedua tanganku. Sumpah rasanya jantungku loncat-loncat. Dia menepukkan tanganku ke udara dan sebuah cahaya terperangkap di tanganku.
Gimana?” tanyanya sambil melepaskan genggamannya. Aku yang lemas karena gemetaran Cuma bisa bilang, “seperti nangkep bintang.”
***
Gagal nggak bisa-bisa nangkep kunang-kunang aku duduk di atas rumput sambil memandangi bintang terbang itu. “Kok berhenti?” tanya Riki.
Capek tahu,” kataku.
Gitu aja capek,” Riki berbaring di atas rumput di sampingku. Aku tak menjawab.
Kring.....kring.......kring.......!” aku mendengar bunyi bising entah dari mana.
Rik, Riki, itu suara apa?” tanyaku sambil menutup telinga. Riki malah tersenyum “katanya kamu pengen pulang, ini jalan pulangnya.”
Jalan pulang?” tanyaku nggak ngerti.
Iya, kamu tinggal tutup mata dan pulang.”
Tapi aku masih mau di sini,” teriakku di tengah suara yang rasanya merusak gendang telingaku.
Sudah pulang saja.”
Terus kamu gimana?”
Aku baik-baik aja.”
Riki, apa kita bisa ketemu lagi?” tanyaku. Riki Cuma tersenyum dan suara bising itu membuatku menutup mata. Saat aku membuka mata lagi aku sudah berada di kamarku dengan jam weker meraung-raung di sampingku. Aku mematikan suaranya. “Jadi itu Cuma mimpi?” tanyaku pada diri sendiri.
***
Dev, aku tadi malem mimpi aneh banget,” ceritaku seusai ulangan Bahasa Inggris. Bukannya penasaran Devi malah memandangku prihatin. “Kamu nggak kenapa kenapakan karena cinta bertepuk sebelah tangan itu?” tanyannya.
Maksudnya?” tanyaku tak mengerti.
Maksud aku, kamu, pikiran kamu masih baik-baik ajakan?” tanyanya serius.
Ya baik-baik ajalah. Emang kamu kira aku kenapa?” tanyaku tak terima.
Pokoknya kamu yang sabar aja, mungkin dia emang bukan yang terbaik buat kamu,” kata Devi sambil menepuk-nepuk pundakku.
Oh, tentang Huda itu?”
Devi mengangguk. “Tenang aja kali, kalau itu mah aku baik-baik aja, sekarang kamu dengar mimpiku semalam ya,” kataku dan mulai bercerita.
Itu beneran mimpi?” tanya Devi setelah aku menceritakan semuanya.
Ya, iyalah, asyikkan?”
Tapi itu kan Cuma mimpi,” kata Devi.
Iya juga sih,” kataku lesu. Aku baru sadar itu mimpi. “Padahal aku masih pengen ketemu dia.”
Itu mungkin karena kamu masih patah hati aja mimpi begituan. Udah supaya kamu bisa move on entar siang pulang sekolah aku ajak makan es krim goreng di Ploso itu,” kata Devi.
Beneran?” tanyaku girang.
Iya.”
A......makasih Devi,” aku memeluknya.
Tapi jangan sering-sering patah hati ya, uangku bisa habis tahu.”
Kamu ini ada-ada saja, kalau boleh aku juga nggak mau patah hati kali.”
***
Pukul sembilan malam setelah memasukkan buku terakhir ke dalam tas aku langsung menarik selimut dan tertidur. Aku tahu-tahu sudah berada di tempat semalam. Aku berlari ke arah air mancur dan kecewa mendapati Riki tak ada di sana. Apa dia sudah pergi? Apa dia sudah menemui seseorang itu? Aku duduk di kursinya, sedih.
Nyariiin aku ya?”
Riki,” seruku senang sedang dia hanya tersenyum.
Kangen ya?” tanyanya jail.
Apa? Enggak.”
Aku ada sesuatu buat kamu,” kata Riki.
Apa?”
Dia mengeluarkan setangkai mawar merah dari belakang badannya dan mengulurkannya padaku.
Mawar?” tanyaku.
Iya.”
Aku memandangnya sebentar lalu menerimanya. “Terima kasih,” ucapku.
Jalan yuk!” ajaknya dan aku mengikutinya.
Gimana ulangan kamu?” tanyanya.
Kamu masih ingat aja, lancar kok.”
Bagus kalau gitu.”
Kamu sendiri? Udah nemuin orang itu?”
Belum.”
Berarti seharian kamu ada di sini dong?”
Seharian? Bisa dibilang gitulah.”
Kalau ada orang yang lihat kamu gimana?”
Maksudnya?”
Maaf ya, tapi baju kamu itu aneh.”
Di sini Cuma ada kita.”
Ha??” aku tak mengerti.
Udah nggak usah dipikirin. Main ayunan yuk!!”
Kayanya asyik tuh.”
Riki mendorong ayunan saat aku duduk di atasnya semakin lama semakin cepat.
Riki, jangan tinggi-tinggi,” teriakku.
Biar asyik tahu.”
Kalau aku jatuh gimana?”
Kan ada aku, entar aku tangkep.”
Riki.....udah, udah,” teriakku lagi baru dia menghentikan ayunannya. Aku turun dari ayunan an mencubitnya keras.
Aduh, sakit Ris.”
Habis kamu keterlaluan, aku takut tahu.”
Teriak itu bisa ngilangin beban kamu tahu, kamu bisa melepaskan semua beban dalam hati kamu.”
Emang iya?”
Coba aja. Kamu cari tanah yang lapang atau pantai yang sepi dan teriak di sana sepuasnya. Walaupun nggak hilang seluruhnya pasti kamu bisa ngerasa lega.”
Aku coba deh, aku mau ngeluarin beban dalam hati aku,” kataku.
Kring.....kring.....kring......”
Kayanya aku harus pulang nih?”
Riki tersenyum. “Aku pengen ketemu kamu lagi,” kataku dan langsung menutup mata.
***
Aku mengeluarkan motor dari rumah dan menstaternya. Aku memakai sepatu sambil duduk di salah satu kursi teras. Saat mau berdiri aku menemukan setangkai mawar tergeletak di teras rumah. Aku memungutnya dan mengamatinya. Ini seperti bunga dari Riki semalam.
Ris, kok belum berangkat?” tanya ibu.
Ini mau berangkat, Bu.”
Aku mencium tangannya dan langsung berangkat, sebelumnya aku memasukkan bunga itu ke dalam tas.
Dev, aku semalam mimpi dia lagi di tempat yang sama dan tadi pagi aku menemukan mawar di teras,” kataku. Aku mengeluarkan bunga mawar itu dari dalam tas dan menunjukkkannya pada Devi, “ini persis seperti mawar yang dia kasih ke aku tadi malem,” kataku lagi.
Terus?” tanya Devi.
Apa itu mimpi yang wajar? Ini seperti kenyataan Cuma seperti di tempat yang berlainan aja.”
Ris, kamu yakin baik-baik aja? Tempat lain? Kamu septerti bukan Riska.”
Maksud kamu apa sih Dev?”
Aku tahu kamu masih sakit hati sama Huda, dan kamu belum bisa ngelupain itu. Tapi percayalah waktu bakal menghapus semua itu. Kamu harus berpikiran jernih jangan kaya gini.”
Maksud kamu aku gila gara-gara Huda, kok kamu tega sih Dev?”
Aku bukan bilang kamu gila, tapi pikiran kamu itu, cowok, tempat lain, taman, air mancur, bunga mawar, kunang-kunang, kamu Cuma berkhayal Ris.”
Itu nyata Dev.”
Itu mimpi.”
Mimpi yang nyata.”
Sudahlah aku capek ngomong sama kamu. Kamu seharusnya sadar di dunia ini cowok itu nggak hanya satu.”
Kamu nggak ngerti apa-apa soal cowok tentang aku. Aku selalu kalah cantik, kalah menarik dan selalu patah hati. Kamu nggak tahu Dev, karena kamu nggak pernah ngerasain sakit yang aku rasa,” kataku dan langsung meninggalkannya.
Pulang sekolah aku tidak pulang. Aku pergi ke sebuah pantai yang masih lumayan sepi di Pancer Door. Walaupun Devi bilang Riki Cuma khayalan aku ingin mengikuti satu sarannya untuk melepaskan semua beban dengan teriak.
A.......AKU BENCI KAMU HUD”
KENAPA SAAT AKU SUKA SAMA KAMU, KAMU MALAH SUKA SAMA ORANG LAIN?”
DIA TEMENKU HUD!!!!”
KENAPA CINTA NGGAK ADIL?”
KENAPA CINTA CUMA BISA BUAT AKU PATAH HATI? KENAPA? KENAPA? KENAPA?” dengan tenggorokan yang sudah kering dan air mata yang membanjir aku terduduk di atas pasir masih terus menangis. Di balik pandan yang rimbun Devi ikut menangis.
Kamu kenapa? Malam ini kamu murung banget?” tanya Riki.
Aku lagi marahan sama temenku.”
Kenapa?”
Dia ngatain aku gila.”
Kok bisa?”
Sebenernya aku lagi patah hati gara-gara orang yang aku suka, suka sama teman aku sendiri. Ditambah aku cerita tentang ketemu kamu, dia ngatain pikiranku udah nggak beres.”
Kalian berantem gara-gara itu?”
Lebih tepatnya aku ninggalin dia tadi.”
Kalau menurutku mendingan kamu baikan deh, nggak baik marahan sama temen yang peduli sama kamu.”
Darimana kamu tahu dia peduli sama aku, bahkan dia nggak tahu gimana rasanya jadi cewek seperti aku?”
Kamu harus buka mata kamu buat lihat orang-orang yang beneran ngertiin kmau, jangan sampai nyesel di kemudian hari,” katanya. Aku diam, kami berdua diam.
Rik?”
Iya.”
Menurut kamu cinta itu apa?”
Cinta? Cinta itu anugrah yang indah buat aku.”
Kalau cinta itu anugrah kenapa cinta selalu nyakitin aku?”
Cinta nggak nyakitin kamu Ris, dia Cuma nunjukin mana yang baik dan yang nggak baik buat kamu. Seharusnya kamu bersyukur dengan begitu kamu bisa mendapatkan yang jauh lebih baik.”
Tapi kapan aku bisa menemukan yang terbaik?”
Suatu hari pasti kamu akan menemukannya.”
Aku memandangnya. Andai kamu nyata Ri, kau ingin kamu yang jadi orang terbaik itu.
***
Dev, aku minta maaf soal yang kemarin,” kataku di depan Devi. Di belakang punggung taanganku saling meremas, cemas.
Aku yang seharusnya minta maaf sama kamu. Aku nggak bisa ngertiin perasaan kamu, aku....” kata Devi.
Udah Dev, udah, aku udah baik-baik aja kok.”
Jadi kita baikan nih?”
Jelas dong, kamukan temanku yang paling baik. Apalagi kalau kamu mau nraktir aku di es krim goreng lagi.”
Ih, ogah, kamu makannya rakus.”
Hahaha, bercanda, aku yang beliin.”
Kalau itu aku baru mau.”


Ini malam ke enam aku bertemu Riki di tempat yang sama. Hari ini juga untuk pertama kali aku dapat menangkap kunang-kunang dengan tanganku.
Hore....akhirnya kau berhasil juga,” seruku kegirangan. Sedang Riki hanya tersenyum mengejek, “baru sekali aja udah heboh.”
Yang pentingkan udah bisa nangkep,” kataku membela diri. Aku duduk di atas rumput diikuti Riki.
Rik, kamu tahu nggak?” tanyaku.
Tahu apa?”
Walaupun aku Cuma bertemu kamu setiap malam, aku ngerasa nyaman, aku ngerasa kamu selalu ada di dekat aku.”
Masak sih? So sweet banget.”
Ih, Riki. Aku serius nih, padahal aku belum lama kenal sama kamu, bahkan aku nggak tahu dari mana asal kamu, tapi aku ngerasa........”
Ngerasa apa?”
Aku......”
Kring......kring........kring..........” suara itu keburu berbunyi sebelum aku selesai bicara. “Kayanya kamu mesti pulang, sampai besok ya,” kata Riki.
Riki, tapi aku mau bilang kalau aku......” Aku mematikan jam weker dan menaruhnya di meja lagi. “Aku suka sama kamu Rik,” kataku meneruskan kalimatku yang belum usai, “walau kamu Cuma ada dalam mimpi.”
***
Dev, kamu bener aku sudah gila,” kataku pagi ini.
Kok kamu tiba-tiba ngomong begitu? Ada apa?”
Aku suka sama cowok yang ada di mimpi aku.”
Ha???”
Iya, aku ngerasa dia ada, dia berwujud, aku beneran udah gila Dev.”
Kamu jangan ngomong begitu, semuanya pasti bisa diselesein. Kamu bisa deskripsiin orangnya nggak?”
Bisalah, kan tiap malam aku lihat dia, tapi mau buat apa?”
Mungkin aja dia itu emang ada di sini. Tapi kita nggak nyadar, dengan menggambar sketsanya aku bisa bantu kamu cari orangnya.”
Wah, kamu pinter juga Dev.”
Aku mendeskripsikan Riki pada Devi, “dia orangnya kurus, tingginya sekitar 170 cm, kulitnya putih, rambutnya hitam dan wajahnya lonjong, rambutnya menyentuh kerah dan dibuat poni, tapi lebih sering disisir ke belakang, dia manis......”
Cukup,” potong Devi.
:Kenapa Dev?”
Manis? Emang manis bisa digambar apa?”
Ya, mungkin aja kamu bisa melukiskan orang manis itu gimana.”
Aku gambarin gula aja sekalian.”
Kamu bisa aja.”
Setelah cukup lama.
Jadi.....” seru Devi. Aku memandangi gambar buataannya. “Kamu berbakat juga, emang gini mukanya, ya...lebih gantengan yang asli sih.”
Terus mau apa lagi nih?” tanyaku.
Kamu itu nggak bakal mimpiin dia kalau kamu belum lihat dia sebelumnya. Menurut perkiraanku dia ada di sekitar kamu tapi kamu nggak nyadar aja.”
Gitu ya?” tanyaku sambil garuk-garuk kepala.
Mungkin, ayo mumpung kita masih punya waktu.”
Iya deh.”
Kita berdua mulai mengitari sekolah.
Nggak mungkinlah dia ada di sekolah ini, aku kenal semua cowok di sini, orang anaknya Cuma dikit gitu,” kataku lalu menenggak satu gelas es teh, kecapekan.
Habis di mana lagi kamu ketemu sama dia?”
Mungkin aja di jalan pas pulang sekoalh atau di mana gitu?”
Kamu inget orang yang kaya gini nggak?”
Ya mana aku bisa ingat orang banyak gitu?”
Heh....gagal dong.”
Mau gimana lagi?”
***
Aku dan Riki sedang memandangi langit sambil berbaring di atas rumput.
Malam ini indah ya?” kataku.
Iya,” jawab Riki pendek.
Rik, kamu kenapa? Malam ini kamu nggak kaya biasanya?”
Aku? Aku baik-baik aja kok.”
Ayo cerita, kamu ada apa?”
Nggak ada apa-apa suwer,” katanya meyakinkan.
Ya udah deh,” aku menyerah.
Ris?” katanya kemudian.
Iya, ada apa?”
Aku mau ngomong sesuatu sama kamu,” kata Riki.
Ngomong apa?” tanyaku penasaran. Jangan jangan Riki mau nembak aku?
Kamu masih ingatkan alasan aku ada di sini?” katanya lagi.
Alasan? Oh, yang kamu harus nemuin seseorang di sini kan?”
Riki mengangguk. “Terus? Kamu udah ketemu sama dia?” tanyaku.
Sudah.”
Terus sekarang dia di mana?” aku celingukan mencarinya.,
Dia ada disampingku, tepat disampingku,” kata Riki sambil memandangku. Aku balas memandangnya dan menunjuk diriku sendiri, bingung.
Iya, orang itu kamu,” kata Riki.
Aku?”
Iya aku juga punya satu rahasia yang aku sembunyiin dari kamu.”
Apa?”
Seharusnya kita nggak ketemu lagi sejak kita pertama kali ketemu.”
Tapi kenapa kita masih bisa ketemu?”
Aku memintanya, aku ingin selalu berada disampingmu sejak saat itu, kamu buat hidup aku lebih berwarna semenjak saat itu. Tapi aku hanya diijinkan untuk bersama kamu sampai malam ini.”
Jadi maksud kamu mulai malam ini kita nggak bisa ketemu lagi?”
Iya.”
Tapi kenapa? Kenapa kamu baru bilang sekarang Riki? Kamu nggak tahu apa yang aku rasain sekarang. Kamu jahat Riki,” aku bangkit dan berlari menjauh darinya.
Aku minta maaf, aku minta maaf Ris,” katanya.
Aku Cuma pengen bareng-bareng sama kamu,” tambahnya.
Kamu sama aja kaya cowok lain, Cuma bisa kasih aku harapan palsu, kamu jahat Riki, kamu jahat.”
Ris, aku nggak bermaksud gitu,” dia mencoba meraih tanganku yang langsung aku tepis.
Nggak Rik, enggak, kita harus tetep bisa ketemu. Kamu nggak bisa ninggalin aku.”
Ris.”
Pliss Rik!”
Aku.......”
Kring......kring......kring.......”
Aku terbangun sambil menangis.
***
Kenapa muka kamu sedih gitu?” tanya Devi.
Enggak kenapa kenapa.”
Jangan bohong, aku tahu kamu kali.”
Dia bilang dia nggak akan bisa ketemu aku lagi,” kataku.
Maksud kamu Riki yang ada dalam mimpi kamu itu?”
Iya, dia bilang waktunya udah abis,” kataku dan menceritakan kejadian tadi malam.
Sudahlah, bagus kamu nggak harus berharap pada sesuatu yang nggak pasti seperti itu.”
Gitu ya? Padahal dia cowok yang paling ngertiin aku.”
Ris, kalau menurutku dia itu bagian dari diri kamu sendiri. Alam bawah sadar kamu menginginkan sosok seperti dia dia hadir dalam hidup kamu dan dia muncul dalam mimpi kamu.”
Kamu bener juga soal itu. Tumben kamu bisa jadi psilolog?”
Ngeremehin, demi kamu aku rela mandangin komputerdan baca buku-buku tebal dari perpus tentang psikologi tau.”
Haha, sampai segitunya, makasih deh kamu emang best friendku.”
***
Sejak malam itu aku tak pernah bisa pergi ke taman itu lagi. Bunga mawar itu juga sudah mengering di pagi ke empat tanpa mimpi tentang Riki lagi. Aku menarif nafas panjang sebelum bangun untuk mandi.
***
Pagi ini kelasku bising sekali. Aku sedang berdebat dengan Devi tentang tempat nongkrong yang asyik malam ini. “Alun-alun aja kan deket, kamu bisa naik becak cinta sama pacar kamu,” usulku.
Pantai aja, kan lebih romantis.”
Dingin.”
Kan aku punya pacar.”
Aku?”
IDL”
Apaan tuh?”
Itu derita loe.”
Sialan.”
Assalamualaiku,” sapa wali kelasku Bu Etik. Di belakangnya ada seorang cowok memakai seragam berbeda dari kami berjalan mengikutinya.
Anak-anak, Ibu punya kabar gembiara buat kalian, kita akan dapat teman baru mulai semester ini.” Bu Etik melihat ke arah cowok itu. Aku dan Devi bengong menatapnya tidak percaya.
Ini mustahil,” kata Devi lirih. Cowok itu memandang ke arahku dan tersenyum. Di sebelahku Devi sibuk mengeluarkan sketsa wajah dari tasnya dan mencoba mencocokkna wajahnya.
Ini nggak mungkin.”
Silahkan kamu perkenalkan diri kamu,” kata Bu Etik.
Selamat pagi! Nama saya Riki asal SMK xxxxx. Saya pindahan dari Surabaya dan sekarang tinggal di Sirnoboyo.”
Riki? Ris, namanya Riki?” tanya Devi lirih. Aku mengangguk masih menatapnya takjub. Jadi itu.....
Pulang sekolah aku langsung ke parkiran. Hari ini aku bete banget, belum apa-apa Riki udah dikerumunin banyak cewek. Nggak nyangka juga dia jadi tambah cakep kalau pakai seragam sekolah. Sayangnya dia bukan Riki yang ada di mimpi aku.
Hi,” sapa seseorang. Aku menoleh kearahnya, tidak menjawab hanya menatapnya begitu juga Riki.
Nggak kangen nih?” tanyanya.
Kangen? Kangen apa?” tanyaku cuek sambil mencoba mengeluarkan motorku yang kejepit.
Masak kamu nggak ngenalin aku?”
Emang kamu siapa?”
Beneran kamu nggak inget?”
Enggak, aku nggak inget,” kataku ketus.
Ya udah deh, kalau gitu aku pergi aja.”
Dia berjalan menjauh.
Riki tunggu,” seruku.
Iya.”
Kamu bener Riki dalam mimpi aku?”
Dia tersenyum.
Tapi kata Devi kamu nggak nyata. Kamu hanya khayalan dari alam bawah sadarku aja.”
Temen kamu bisa salahkan?”
Tapi kata kamu kita nggak akan ketemu lagi?”
Riki berjalan mendekati aku lagi.
Emang kita nggak bisa ketemu lagi.”
Tapi kamu ada di sini?”
Kita nggak akan bertemu dalam mimpi lagi, karena mulai hari ini kita bisa bertemu di dunia nyata, “ katanya. “Lagian aku masih hutang sesuatu sama kamu,” lanjutnya.
Apa?”
Hutang bilang sesuatu sama kamu,” katanya. Perlahan dia mendekatkan wajahnya ke arahku dan membisikkkan sesuatu di telingaku, “aku sayang sama kamu, aku pengen menemani kamu selamanya.” Aku membeku, “kamu mau nggak jadi pacar aku?” dia mengeluarkan mawar merah.
Ris, kok nggak dijawab?”
Aku masih tetap diam.
Ris, kamu tahukan di sana tadi banyak banget cewek yang ngefans sama aku?”
Dih, PD banget,” sahutku.
Terus? Terima dong.”
Malu-malu aku mengambil bunga di tangannya.
Iya,” kataku.
Iya apa nih?”
Ya, iya yang tadi.”
Kurang jelas dong.”
Ya, yang tadi.”
Aku mau denger lengkap.”
Jangan rese deh.”
Ayo dong, please,” pintanya.
Iya, aku mau jadi pacar kamu,” kataku akhirnya.
Gitu dong,” katanya senang.
Cie...akhirnya temenku punya pacar juga,” kata Devi yang tiba-tiba nongol.
Kok kamu di sini?”
Rik, kalalu mau nembak cewek tuh mbok ditempat yang lebih romantis dikit, nembak cewek di parkiran.”
Ya, yang pentingkan diterima.”
Hmmmm, berarti entar malem kita bisa double date dong?”
Riki memandangku sebelum bilang, “ok.”
Sudah aku bilangkan kamu bakal dapat yang terbaik. Sekarang kamu bakal bikin cewek-cewek satu sekolahan nangis darah, “ kata Devi.
Kenapa?”
Pacar kamu cucok cyinnnnn”
Bisa aja”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar