Pages

Selasa, 10 Mei 2016

OBROLAN YANG TERTUNDA

Semalam, ya semalam, kita sempat berbagi cerita setelah dua tahun tidak pernah berbicara banyak. Semalam, ya semalam dari pukul 8 sampai jam setengah 10 malam. Niatku aku ingin cerita pasal orang yang aku sukai sekaligus bikin kamu cemburu bahwa aku punya orang yang kusukai. Ternyata aku salah, kamu malah sudah punya pacar dan kau sangat bangga pada pacarmu itu. Setidaknya kamu bisakan mendengar ceritaku dan memberiku satu pencerahan tentang orang yang aku suka ini. "Pak, pean tahu ta gimana caranya komunikasi sama cowok biar nggak garing?" tanyaku padamu lewat blackberry messenger itu. Kau bilang kau tak begitu mengerti tentang itu, yang kau tahu katamu hanya percakapan cowok dengan cowok dan tak begitu paham jika  berlawanan jenis. Aku ingin mendesakmu, aku tahu kau mengetahui lebih banyak dibandingkan aku.
Ah, kau malah bercerita tentang hidupmu sekarang, kau bercerita bahwa kau telah menyukai seorang gadis yang kebetulan juga suka denganmu. Ah, kenapa jadi kamu yang cerita, di sini aku yang memulai percakapan ini dengan masalahku kenapa sekarang tebalik begini. Namun, sisa jam itu aku habiskan untuk menyimak ceritamu, menerima kiriman foto dari perempuan yang kau sukai. Ah, aku sebal tahu, aku pun juga ingin mengirimkan foto orang yang kusukai ini padamu. Tapi kamu tidak peduli dan akupun terlalu berbaik hati untuk mendengarkan keluh kesahmu tentang banyaknya orang yang menyukaimu. Aku menanggapimu dengan candaan, karena kamu tidak tahu bahwa orang yang sedang kau ajak bicara juga pernah atau masih menyukai dirimu. Aku menertawaimu dan juga menertawai kekonyolanku. Kubilang itu anugrah bagimu kukatakan "kapan lagi bisa ada banyak yang ngefans tanpa jadi artis, Pak" tapi kau masih terus bilang kalau kau risi. Ah, aku tak bisa membayangkan kalau kau membaca tulisan ini. Apakah kau juga akan risi padaku Pak?
Satu cerita yang musti kau tahu pak, sebenarnya aku ada di posisi orang-orang yang menyukaimu itu. Orang yang histeris saat melihatmu, orang yang akan sangat-sangat senang bila sudah melihat kamu. Aku mencoba memahami posisimu pak, tapi mungkin kamu lupa untuk memahami posisiku sehingga kamu tidak juga mengerti dan merasa risi. Cerita ini akan kuceritakan padamu, kalau syukur syukur kau ketemu alamat ini. Aku menyukai seseorang pak, seseorang yang sangat rupawan jika aku boleh berpuitis. Sama sepertimu dia banyak disukai orang termasuk juga aku, yang mengenalnya pertama kali di acara ospek kampus. Aku ini ibarat para penggemarmu itu yang akan histeris jika melihatnya dan berusaha sangat keras untuk bisa melihat dia. Aku sangat naif bukan seperti para penggemarmu itu. Maka aku ingin kau mengerti posisi para penggemarmu itu, sekaligus ingin kau mengerti posisiku yang ingin (walaupun aku bukan apa-apa dibanding seseorang itu) bisa dekat dengannya. Bukan aku ingin menasehatimu hingga akhirnya kau menghentikan obrolanmu semalam. Aku hanya ingin menceritakan kisah diriku sendiri di antara ceritamu sendiri. Karena sejak awal aku memang ingin berbagi cerita denganmu tidak hanya mendengarkanmu saja.

Obrolan kita mungkin berakhir Pak, dan aku tak tahu kapan lagi bisa bicara banyak denganmu seperti semalam. Dan ketika aku mengetik tulisan ini aku hanya bisa menarik nafas tak menyesal dengan obrolan yang telah aku mulai. Tapi sudahlah, walaupun kau bilang "lelaki kadang tidak suka di debat", kau mesti tahu "aku pun juga bukan perempuan yang mudah mengalah." Jadi mungkin sudah seharusnya obrolan kita berakhir karena sudut pandang yang berbeda. Selamat sore Pak, selamat menikmati hidupmu yang sibuk dan didatangi banyak cinta.

Dari aku (walaupun ini bukan surat) teman masa lalumu, penggemar rahasiamu, dan salah satu orang yang kau beri kepercayaan untuk mendengar ceritamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar