Aku adalah sajak
yang menggantung di pohon, begitu kau rindukan lalu kau lupakan
Aku adalah ayunan
usang yang kau mainkan pada awal pertemuan lalu kau tinggalkan
Aku adalah
petak-petak rumput yang kau imajinasikan sebuah kota lalu kau tiadakan
Aku adalah
jejak-jejak sepatu masa kecilmu yang penuh lumpur dan kerikil
Aku adalah jejak-jejak
sepatumu yang tersenyum saat datang hujan
Aku, aku saksi bisu
kehidupanmu yang kau paksa mundur entah jijik entah malu
Aku gelak di deretan
tawamu
Aku isak di sela
tangismu
Aku pening di penuh
bingungmu
Dan kini aku hanya
Gelak bayangmu
Isak semumu
Pening lalumu
Kutulis nisanku pada
padat waktumu yang tak mampu mengunjungiku
Kukubur diriku
dengan tanah kenanganmu
Kutaburi dengan
bunga selamat jalan dan perpisahan
Kuterbangkan satu
senyum terakhirku dengan angin
Kupinta dia sentuhkan
pada telingamu bahwa aku pernah di sini
9 Mei 2016
Terkadang suatu hal tidak bisa sama terus menerus dan harus menghilang,
entah untuk terlahir kembali atau mencari tempat yang benar-benar peduli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar