Pages

Minggu, 08 Mei 2016

AKU



Aku adalah sajak yang menggantung di pohon, begitu kau rindukan lalu kau lupakan
Aku adalah ayunan usang yang kau mainkan pada awal pertemuan lalu kau tinggalkan
Aku adalah petak-petak rumput yang kau imajinasikan sebuah kota lalu kau tiadakan
Aku adalah jejak-jejak sepatu masa kecilmu yang penuh lumpur dan kerikil
Aku adalah jejak-jejak sepatumu yang tersenyum saat datang hujan
Aku, aku saksi bisu kehidupanmu yang kau paksa mundur entah jijik entah malu

Aku gelak di deretan tawamu
Aku isak di sela tangismu
Aku pening di penuh bingungmu

Dan kini aku hanya
Gelak bayangmu
Isak semumu
Pening lalumu

Kutulis nisanku pada padat waktumu yang tak mampu mengunjungiku
Kukubur diriku dengan tanah kenanganmu
Kutaburi dengan bunga selamat jalan dan perpisahan
Kuterbangkan satu senyum terakhirku dengan angin
Kupinta dia sentuhkan pada telingamu bahwa aku pernah di sini

9 Mei 2016
Terkadang suatu hal tidak bisa sama terus menerus dan harus menghilang, entah untuk terlahir kembali atau mencari tempat yang benar-benar peduli



Tidak ada komentar:

Posting Komentar