Pages

Sabtu, 22 Agustus 2015

Pesan singkat itu

Kepada sahabatku, aku malu harus jujur padamu tentang kisruh hati yang menenggelamkan aku dalam iri. Mungkin kamu tak tahu tentang perasaanku ini. Aku yang diam-diam ngiri dan pengen hidup sepertimu. Sahabatku, kamu tak tahu kan, di belakangmu aku mengikuti jejak kakimu. Berharap aku sepiawai kamu dalam melakukan segala hal. Maafkan aku sahabatku, karena iriku itu dan semua hal dalam hidupku yang ingin kusamakan denganmu, kamu malah berjalan terseok dan bertemu banyak hambatan. Ya sahabatku, itu karena aku terlalu iri padamu, penyakit hati itu melengserkan logika sehatku. Ya, sahabatku, kini aku tahu kenapa engkau berusaha membuka banyak pintu untuk mencukupi hidupmu dan Tuhan juga membantumu. Karena kamu memang butuh, karena kamu memang membutuhkan. Dan aku sadar, iriku itu tanpa alasan. Seharusnya aku sadar, jika Tuhan itu maha adil disegala hal. Dan aku mensyukuri satu hal, keluargaku yang aku sayang. Terima kasih sahabatku, tentang pelajaran yang engkau rapal untukku lewat pesan singkat itu.

Malang, 23 Agustus 2015, 12.04 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar