Pages

Minggu, 12 November 2017

Suhue, Ajari Aku Jatuh Cinta! (Ep 5)

Tas ransel merk Apollo itu mendarat tepat di sebelah salah satu bantal bersarung club kesayangan Kevin, Barcelona. Pemiliknya menyusul dan menjatuhkan diri di atas seprei berwarna biru yang menjadi latarnya.
Pelan, Alrey duduk di samping Kevin yang rebahan. Memandangi langit-langit Kevin yang berwarna putih bersih.
"Kalau loe mau ngeprint tugas nyalain aja printernya, laptopnya nggak gue matiin. Sekarang gue ambil makanan dulu di kulkas," kata Kevin sembari bangkit dari seprei birunya. Berdiri dan melangkah keluar untuk mencari asupan nutrisi untuk mereka.
Alrey berjalan menuju meja belajar yang dimaksud Kevin. Tombol on pada mesin printer merk Canon itu di tekannya hingga lampu kuningnya berkedip kedip. Laptop Lenovo keluaran teranyar dibukannya dan menampakkan latar berupa sebuah gurun dengan latar belakang langit biru. Ditekannya tombol sign in dan layar dekstop bergambar langit malam itu menampakkan icon icon aplikasi di sudut kirinya, berkumpul.
Alrey mengeluarkan flasdisk toshiba tanpa penutup berbandul bentuk love yang ditengahnya ada huruf "H". Alrey memandangnya lama, membiarkan proyektor mini dari pusat hurufnya menayangkan gadis yang berlari-lari sambil tersenyum.
Tiba-tiba sesuatu di dalam dadanya ingin meluap dan Alrey langsung memalingkan pandangannya ke langit-langit kamar. Perih, sangat perih, hatinya seakan dicumbui garam laut yang asin. Betul-betul terluka dan dia mengusirnya dengan cepat-cepat menancapkan memori penyimpan sementara itu di lubang USB laptop, mengabaikan tangannya yang berkeringat dingin dan gemetaran.
"ALLLL!!!! HATI-HATI DI MEJA GUE ADA BOTOL TINTA PRINTER YANG BELUM GUE TUTUP"
Sial, botol itu terlanjur melayang dan tumbah di lantai kamar Kevin yang putih. "NGOMONG LOE TELAT VIN, TINTANYA UDAH TUMPAH," teriak Alrey. Susah payah ditutupnya genangan tinta itu dengan kertas tak terpakai milik Kevin. Setelah mengangkat botol yang hilang separuh itu Alrey keluar kamar mencari lap yang lebih baik.
"Vin, ada kain nggak kepakek nggak?" tanya Alrey.
"Cari apa Kak?" tanya Ue.
"Oh itu Ue, tinta Kevin tumpah, aku lagi cari lap, biar nggak keburu kering," jelas Alrey.
"Oh, pakai kain pel aja Kak, biar Ue bantu," kata Ue.
Beberapa saat Alrey hanya berdiri mematung di depan kamar Kevin menunggu Ue membawa kain pel beserta seember air.
"Udah Ue, biar aku aja, lagian aku yang numpahin kok," kata Alrey.
"Nggak apa-apa Kak, biar Ue aja, kan Ue cewek,"
"Emang harus selalu cewek yang bersih-bersih?" tanya Alrey mengikuti Ue yang masuk kamar.
"Ya, seperti kodrat aja sih, cewek emang selalu harus ngerjain tugas rumah kan?" kata Ue. Tangannya sibuk mengelap tumpahan tinta dengan kain tak terpakai sebelum mengepelnya.
"Sekarang kan udah emansipasi Ue, laki-laki juga punya kewajiban buat ngerjain tugas rumah, seperti perempuan yang punya hak buat bekerja dan setara dengan laki-laki," kata Alrey yang berdiri menunggui Ue.
Ue memeras kain pel untuk terakhir kalinya, puas melihat lantai yang sudah kembali seperti semula. "Kalau tugas rumah bikin perempuan bahagia apa masih dipermasalahkan? Ya udah, kalau laki-laki mau ikut ngerjain tugas rumah itu malah lebih baik, itu namanya kerja sama," kata Ue. Tangannya sudah memegang gagang ember dan membawanya keluar.
Alrey masih berdiri di tempatnya menunggu lantai itu berangsur mengering.
"Hey, mana tintanya?" tanya Kevin. Alrey menoleh dan mendapati Kevin membawa selembar baju bermotif polkadot di tangannya.
"Telat," kata Alrey.
"Telat?" tanya Kevin yang mencari-cari tumpahan tinta.
"Kok sudah bersih?"
"Iya, sepupu loe yang udah bersihin ini semua."
"Ue?"
"Ya siapa lagi sepupu loe yang tinggal di sini?"
"Ya maklum, gue kan nggak tahu mama nyimpen kain bekasnya di mana."
"Ue bisa tuh."
"Ue kan cewek Al, elo tahu kan kehebatan cewek, bisa menghadirkan sesuatu yang tidak bisa kita temukan, apalagi kalau ibu-ibu."
"Ya mungkin aja," kata Alrey. Dia merebahkan tubuhnya santai di atas seprei Barcelona Kevin.
Ada hiasan bintang yang muncul di langit-langit Kevin, bintang yang berkelip dan sangat banyak.
"Loe sehat kan Al?" tanya Kevin khawatir melihat Alrey yang nampak berbeda.
Alrey mengangguk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar