Pages

Kamis, 23 November 2017

HARUS KUAT!

Menjadi wanita? Andai saja ketika di surga dulu aku boleh meminta mungkin aku tak akan memilih jadi wanita. Pada saat ini, wanita masih dianggap lemah dan butuh penopang laki-laki entah untuk tertawa atau entah untuk menangis. Setidaknya itu yang aku tahu, karena pundak laki-laki terlihat lebih kokoh dari pada perempuan.

Semua itu bisa jadi indah bisa juga malah menjadi semakin menyedihkan. Yang akhirnya memunculkan satu tanya khusus untuk diriku. Mengapa aku terlahir sebagai perempuan? Untuk dikasihi? Untuk diberi pundak ketika menangis? Untuk diberi pelukan ketika tertawa? Semuanya bohong.

Dua puluh satu tahun aku hidup. Dua puluh satu hidupku masih kugunakan untuk berkhayal tentang kedatangan seorang lelaki yang bisa meminjamkan pundaknya dan memberikan rengkuhan tangannya. Laki-laki lain, selain ayahku.

Dua puluh satu tahun sudah aku berkhayal akan bertemu dia di ujung embun yang bening atau di hangat senja yang merah. Dua puluh satu tahun sudah aku menebak banyak orang yang mungkin akan meminjamkan pundak dan memberikan pelukannya untukku.

Dua puluh satu tahun sudah aku menunggu. Kadang juga sempat menggila menarik seseorang agar pundaknya bisa aku sandari. Tangannya bisa aku gunakan untuk menutup diri. Dua puluh satu tahun sudah namun jawaban-jawaban pahitlah yang selalu aku dapat. Aku tak bisa membuat mereka meminjamkan pundak atau memberikan tangannya padaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar